Judul: Berbagi Info Seputar RENUNGI dan BANDINGKAN ! Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Video Kampanye Ahok-Djarot? Full Update Terbaru
link: RENUNGI dan BANDINGKAN ! Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Video Kampanye Ahok-Djarot?
Berbagi RENUNGI dan BANDINGKAN ! Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Video Kampanye Ahok-Djarot? Terbaru dan Terlengkap 2017
Sebagai seorang pemimpin, selayaknya harus bisa menjaga sikap, ucapan, dan perbuatan. Pemimpin juga harus bisa membedakan, mana ruang-ruang yang harus dijamah, diurusi, dan dikerjakan, serta ruang mana yang harus ia hindari dan jauhi. Cukup urusi urusan rakyat, tak usah ikut campur urusan privat. Pemimpin harus bisa menyatukan rakyat, bukan meng-kotak-kotak-an rakyat.
Saya tak habis pikir dengan prilaku Ahok dan para pendukungnya. Padahal sudah berkali-kali diingatkan untuk menjaga sikap, ucapan, dan perbuatan yang mengarah kepada hal-hal sensitif. Megawati, misalnya, ia pernah menasehati Ahok agar tidak cerewet, dan menjaga lisannya dari ucapan-ucapan kotor. Begitu juga dengan Nusron Wahid, Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot itu juga pernah memberi nasehat agar Ahok bersikap santun, menjaga etika dan kesopanan. Tapi, nasehat itu seakan tak pernah diindahkan oleh Ahok maupun para pendukungnya.
Baru-baru ini, Jakarta kembali digemparkan oleh sebuah video, dimana video tersebut ditenggarai merupakan karya tim pemenangan Ahok-Dajarot. Video tersebut sontak ramai diperbincangkan oleh netizen. Mayoritas di antara mereka, khususnya umat Islam marah dan tersinggung setelah menonton video tersebut.
Maksud hati, mungkin ingin membuat video soal “Kebhinnekaan,” agar Ahok mendapat banyak simpati dan dukungan dari banyak kalangan. Tapi, entah disengaja atau tidak, dalam video tersebut terdapat salah satu adegan atau cuplikan yang menyudutkan umat Islam. Bagaimana tidak, umat Islam digambarkan seolah sebagai umat yang brutal dan anarkistis. Rakyat diadu domba dengan isu agama yang akhirnya menimbulkan kerusuhan.
Kita tahu, bahwa Ahok-Djarot banyak didukung oleh selebriti, musisi, dan seniman. Pertanyaannya, mengapa dari sekian banyak artis tersebut tidak mengarahkan, agar video yang mereka buat tidak menyinggung perasaan umat Islam? Apa mungkin mereka sudah kehilangan kreatifitasnya karena keenakan menjadi tim pemenangan Ahok-Djarot, sehingga tidak bisa menghasilkan video kampanye yang cenderung menimbulkan perpecahan?.
Dalam video yang dibarengi suara gelegar Djarot saat berpidato itu, dari menit 00.00-00.17, umat Islam seolah diperankan sebagai pendemo yang rusuh. Adegan kekerasan dan pengrusakan digambarkan seolah itu merupakan ulah dan tindakan umat Islam yang sedang berdemo. Dengan meletakkan adegan segerombolan massa aksi berbaju dan berpeci putih di awal cuplikan, kemudian dilanjutkan dengan adegan seorang atlet Bulu Tangkis dan Sepak Bola yang beretnis China, lalu cuplikan berbagai macam suku, etnis, ras, dan budaya, secara tersirat, umat Islam seolah dicitrakan sebagai umat dan warga negara yang tidak cinta damai, sara, rasis, dan Intoleran. Ini jelas fitnah dan adu domba.
Faktanya, dari sekian jilid aksi demonstrasi yang seringkali dilakukan umat Islam di Jakarta, tidak pernah ada kekerasan dan kerusakan apapun. Ketika jutaan umat Islam menggelar aksi damai menuntut keadilan hukum atas status Ahok yang telah berpredikat “terdakwa,” misalnya, aksi tersebut berlangsung damai, aman, tentram, dan terkendali. Mereka hanya memekikkan takbir dan menggemakan solawat secara serentak sambil long march. Tak ada yang membawa pentungan, apalagi bakar ban.
Terakhir, dalam video kampanye Ahok-Djarot, banyak berbicara tentang perbedaan, perpecahan, kerusakan, dan adu domba. Tidak membicarakan bagaimana cara untuk menyatukan perbedaan itu. Video tersebut sangat lah jauh bila dibandingkan dengan video Anies Baswedan ketika berbicara tentang persatuan dan kebhinnekaan. Jika dalam video kampanye Ahok-Djarot hanya membicarakan soal kebhinnekaan tanpa memberikan solusi, Anies justru membicarakan itu. Apa kata Anies?
“Kebhinnekaan adalah fakta. Karena itu tidak usah diperjuangkan. Yang harus diperjuangkan bukan kebhinnekaan. “PERSATUAN di dalam kebhinnekaan” Itu yang harus diperjuangkan.”
“Kebhinnekaan adalah fakta. Karena itu tidak usah diperjuangkan. Yang harus diperjuangkan bukan kebhinnekaan. “PERSATUAN di dalam kebhinnekaan” Itu yang harus diperjuangkan.”
Sumber Video:
Jika artikel ini bermanfaat, bagikan ke orang terdekatmu. Bagikan informasi bermanfaat juga termasuk amal ho.... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
Itulah sedikit Artikel RENUNGI dan BANDINGKAN ! Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Video Kampanye Ahok-Djarot? terbaru dari kami
Semoga artikel RENUNGI dan BANDINGKAN ! Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Video Kampanye Ahok-Djarot? yang saya posting kali ini, bisa memberi informasi untuk anda semua yang menyukai info aplikasi ponsel. jangan lupa baca juga artikel-artikel lain dari kami.
Terima kasih Anda baru saja membaca RENUNGI dan BANDINGKAN ! Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Video Kampanye Ahok-Djarot?